Word of Mouth Marketing: Senjata Ampuh dalam Pemasaran
Siapa yang sekarang tidak tahu 97 8,GenFM? n Radio yang mengudara pertama kali pada bulan Juni 2007 ini telah berhasil menjadi salah satu radio favorit di kalangan anak muda Jakarta sejak kemunculannya pertama kali di tahun 2007. Hanya dalam waktu tiga tahun, Gen FM telah dapat disandingkan dengan radio-radio bersasaran pasar anak muda lainnya; seperti Prambors, Trax, ataupun Hard Rock. Lalu apa yang menjadi resep rahasia radio yang berlokasi di Menara Imperium, bilangan Kuningan ini?
Hari Kamis (18/03) bertempat di fPod, fX, tim Marketing PR Maverick berkesempatan berbincang-bincang dengan Ainur Rafikah (Fika), Marketing PR Radio Gen FM dan mendapatkan insight menarik mengenai kesuksesan radio tersebut.
Menurut perempuan berusia 27 tahun ini, keberhasilan Gen FM tak lepas dari dua pilar utama yang menjadi landasan mereka dalam menciptakan dan mempertahankan eksistensinya: riset dan inovasi. “Berdasarkan dua hal ini pula, Gen FM menggunakan word-of-mouth marketing (WOMM) sebagai strategi awal kemunculannya.” Strategi ini terbukti mampu menarik—dan mempertahankan—perhatian pendengar radio di Jakarta, terutama kalangan anak muda berusia 20 – 24 tahun.
Di awal kemunculannya, Gen FM hanya memutar lagu tanpa adanya penyiar dan iklan. Banyak orang yang kemudian bertanya-tanya, “Ini radio apa ya?” “Lagu-lagunya bagus, tapi koq nggak ada penyiarnya?” Saat itu, khalayak hanya tahu, bahwa untuk menikmati lagu-lagu yang ‘gue banget,’ 98,7 FM adalah radio yang tepat. Rasa penasaran semakin menyebar ke banyak orang, yang pada akhirnya justru semakin rajin mendengarkan 98,7 FM. Pilihan lagu yang ‘pas’ dan ‘gue banget’ menjadikan hampir semua orang betah mendengarkan 98,7 FM.
“Lagu-lagu yang diputar di Gen FM adalah lagu-lagu pilihan pendengar yang kami peroleh melalui riset. Dari riset, kami jadi tahu, bahwa target market kami lebih suka mendengarkan lagu-lagu yang sudah hits daripada lagu-lagu baru yang belum terlalu dikenal,” ujar Fika. “Oleh karena itu pula, kami memutuskan untuk menjadi hits player, bukan hits maker.”
Pemutaran lagu tanpa penyiar dan iklan berlangsung selama 1,5 bulan sebelum launching Gen FM pada 9 Agustus 2007. Selama itu pula, Gen FM tidak melakukan promosi maupun memasang iklan sama sekali. Khalayak dibuat penasaran dengan keberadaan mereka. Tingkat penasaran yang tinggi ini berdampak positif pada brand awareness Gen FM karena pada akhirnya, launching radio ini menjadi sangat dinanti-nanti oleh banyak orang. Ini menunjukkan, bahwa WOMM memang memiliki dampak positif yang kuat karena mampu ‘meninggalkan bekas’ dalam benak target market.
WOMM berlaku efektif pada consumer oriented product / service. Dengan sifatnya yang seperti virus yang dapat menyebar dengan cepat, WOMM dapat berdampak positif bagi brand maupun perusahaan. Gen FM sudah membuktikan hal ini. Berawal dari menyebarkan informasi kepada teman-teman terdekat karyawannya bahwa ada radio baru yang memutar lagu-lagu yang sedang hits di kalangan anak muda, Gen FM dengan cepat menjadi populer di berbagai kalangan (saat itu, nama radio belum diumumkan kepada khalayak). Inilah yang disebut echo affect. Pada saat seseorang memberi testimoni kepada orang lain tentang kelebihan produk atau jasa yang ia gunakan, orang tersebut akan meneruskannnya kepada beberapa orang lainnya, dan begitu seterusnya.
Salah satu tantangan WOMM adalah sifatnya yang tidak terencana dan tidak terkontrol. Hal ini merupakan kelebihan sekaligus kekurangan WOMM. Testimoni tidak terencana dan tidak terkontrol dianggap sebagai pendapat paling jujur konsumen. Dan karena testimoni tersebut murni dari konsumen, hal ini dengan sendirinya menambah kredibilitas brand atau perusahaan. Jika testimoni yang diberikan adalah positif, dampaknya pun akan positif; begitu pula sebaliknya.
“Ini tantangan bagi Gen FM karena kami tidak bisa mengontrol apa yang akan dikatakan pendengar,” kata Fika. “Tapi karena sebelumnya sudah melakukan riset mengenai hal-hal yang disukai dan tidak disukai target market, kami berani tampil dengan apa yang sudah kami miliki dan saat itu kami yakin, bahwa program-program yang kami siapkan akan disukai pendengar.”
WOMM dapat mendorong khalayak untuk merasakan sendiri (experience) kehebatan sebuah produk atau jasa, dan dorongan ini dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Di era internet saat ini, WOMM memiliki dampak yang lebih maksimal dengan adanya beragam perangkat online, termasuk situ-situs jejaring sosial yang saat ini banyak didiskusikan dan dipergunakan banyak kalangan untuk memasarkan produk maupun jasa mereka; seperti: blog, facebook, twitter, dll. Kombinasi antara WOMM dan new media akan menjadi kekuatan tersendiri dalam memasarkan sebuah produk atau jasa. Tinggal bagaimana memanfaatkan WOMM agar sejalan dengan tujuan brand atau perusahaan.
WOMM berhasil membuat Gen FM menjadi populer dengan cepat, bahkan sejak awal kemunculannya di industri radio Jakarta. Dengan semakin populernya Gen FM saat ini, tidak sedikit pengiklan yang ingin memasang iklan di radio tersebut. Padahal, dari hasil riset yang mereka lakukan, target market mereka lebih senang mendengar lagu daripada omongan penyiar ataupun iklan. Mampu kah Gen FM menjaga konsistensi dari hasil riset mereka demi kepuasan pendengar? Atau pada akhirnya kepentingan bisnis yang akan mengambil alih? Let’s just watch and see.
sumber : http://www.maverick.co.id/
No comments:
Post a Comment